PotretPembangunan dalam Puisi โโโโ-SAJAK BURUNG-BURUNG KONDOR. Oleh : W.S. Rendra. Angin gunung turun merembes ke hutan, lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas, dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau. Kemudian hatinya pilu melihat jejak-jejak sedih para petani - buruh yang terpacak di atas tanah gembur namun tidak memberi
Sajak Burung-Burung Kondor Angin gunung turun merembes kehutan, Lalu bertiup di atas pemukiman kali yang luas, Dan akhirnya berubah di daun-daun tembakau. Kemudian hatinya pilu Melihat jejak-jejak sedih para petani buruh Yang terpacak di atas tanah gembur Namun tidak memberikan kemakmuran bagi penduduknya. Para tani-buruh bekerja, Berumah di gubuk-gubuk tanpa jendela, Menanam bibit di tanah subur, Memanen hasil yang berlimpah dan makmur, Namun hidup mereka sendiri sengsara. Mereka memanen untuk tuan tanah Yang mempunyai istana indah. Keringat mereka menjelma menjadi emas Yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu Eropa. Dan bila mereka menuntut perataan pendapat, Para ahli ekonomi membetulkan letak dasi, Dan menjawab dengan mengirim kondom. Penderitaan mengalir Dari parit-parit wajah rakyatku. Dari pagi sampai sore, Rakyat negeriku bergerak dengan lunglai Menggapai-gapai Menoleh kekiri, menoleh kekanan, Di dalam usaha tak menentu, Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah, Dan dimalam hari mereka terpelanting ke lantai. Dan sukmanya berubah menjadi burung kondor. Beribu-ribu burung kondor, Berjuta-juta burung kondor, Bergerak menuju kegunung tinggi, Dan disana mendapat hiburan dari sepi. Karena hanya sepi Mampu menghisap dendam dan sakit hati. Burung-burung kondor menjerit Di dalam marah menjerit. Tersingkir ketempat-tempat yang sepi. Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu Mematuki batu-batu, mematuki udara, Dan dikota orang-orang bersiap menembaknya. By RENDRA
SajakBurung-Burung Kondor Oleh : W.S. Rendra Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu, mematuki batu-batu, mematuki udara, dan di kota orang-orang bersiap menembaknya. Yogya, 1973 Potret Pembangunan dalam Puisi. di 10:45:00 PM. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!
๏ปฟPuisi Sajak Burung-burung Kondor WS RendraYogya, 1973 Angin gunung turun merembes ke hutan,lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,dan akhirnya berumah di daun-daun hatinya pilumelihat jejak-jejak sedih para petani buruhyang terpacak di atas tanah gemburnamun tidak memberi kemakmuran bagi tani buruh bekerja,berumah di gubug-gubug tanpa jendela,menanam bibit di tanah yang subur,memanen hasil yang berlimpah dan makmurnamun hidup mereka sendiri memanen untuk tuan tanahyang mempunyai istana mereka menjadi emasyang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di bila mereka menuntut perataan pendapatan,para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,dan menjawab dengan mengirim mengalirdari parit-parit wajah pagi sampai sore,rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,menggapai-gapai,menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,di dalam usaha tak hari senja mereka menjadi onggokan sampah,dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,dan sukmanya berubah menjadi burung burung kondor,berjuta-juta burung kondor,bergerak menuju ke gunung tinggi,dan disana mendapat hiburan dari hanya sepimampu menghisap dendam dan sakit hati. Burung-burung kondor dalam marah menjerit,bergema di tempat-tempat yang kondor menjeritdi batu-batu gunung menjeritbergema di tempat-tempat yang sepiBerjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,mematuki batu-batu, mematuki udara,dan di kota orang-orangโ bersiap menembaknya.
yvxoMlJ. 389 385 397 175 45 282 396 238 378
puisi sajak burung burung kondor