Bismillaah. Terima kasih PJ-nya, adik A Tiwi .. :) Contoh tindakan bersyukur itu sangat banyak, dik. Secara umum, akan Saya tuliskan sebagai berikut. Setiap amalan salih yang dilakukan, senantiasa diusahakan adalah, untuk Allah —ikhlas— dan sesuai sunnah Nabi, maka sesuatu tersebut adalah salah satu bentuk rasa syukur kita.

Bersyukurlah Bismillahirrahmanirrahim “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” QS. Ibrahim, 14 7 Ayat ini adalah salah satu ayat penenang jiwa sekaligus peringatan yang keras. Di satu sisi, ayat ini memotivasi manusia, tetapi di sisi lainnya menunjukkan betapa tegasnya Allah kepada manusia. Orang yang bersyukur kepada Allah maka pasti Allah akan menambah nikmat kepadanya. Al-Imam Ibnu Qayyim dalam kitabnya Al-Wabilush Shayyib, mengatakan bahwa cara mengikat nikmat Allah adalah dengan mensyukurinya. Jika bersyukur maka nikmat Allah akan terus terikat kepada kita, tidak akan terlepas, tidak akan pergi, bahkan Allah menambahnya lagi dan lagi. Mari kita lihat contoh mudahnya berikut ini. Seorang yang bersyukur hari ini bisa makan, walaupun hanya makan nasi maka akan Allah tambahkan nikmat kepadanya. Bisa jadi, esok hari dia bisa makan dengan nasi dan tempe. Lalu, dia bersyukur lagi kepada Allah atas nikmat ini. Allah pun akan tambahkan nikmat kepadanya. Bisa jadi, esok harinya dia bisa makan dengan nasi, tahu, dan telor. Lalu, dia bersyukur lagi kepada Allah atas nikmat ini. Maka akan Allah tambahkan lagi. Seterusnya seperti itu. “Jika kamu bersyukur maka akan Aku tambah nikmat-Ku”. Suatu pelajaran bagi kita bahwa kita harus terus menerus bersyukur agar nikmat tersebut terikat terus dengan diri kita. Perlu kita sadari bahwa sesungguhnya nikmat atau rezeki dari Allah itu tidak hanya berupa materi, uang, atau harta saja. Begitu banyak bentuk nikmat Allah yang kita peroleh. Anggota tubuh yang sempurna, kesehatan, udara yang kita hirup, keluarga yang hangat, berbagai ilmu, teman yang saleh, dan taufik untuk bisa beribadah merupakan nikmat Allah yang tiada tara. Tentu saja, yang paling utama bagi kita adalah nikmat iman dan Islam. Sungguh beruntung orang yang memiliki kedua nikmat ini dan orang yang mensyukurinya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. An-Nahl, 16 18 Nikmat bagi Setiap Orang Tidaklah Sama Kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan orang lain. Misalkan si A adalah orang kaya yang banyak hartanya. Dia juga adalah hamba yang selalu bersyukur kepada Allah atas apa yang dia miliki. Maka Allah tambahkan lagi harta untuk si A. Namun, ada si B, bisa dikatakan dia adalah orang miskin karena tak punya harta. Namun, saat dia mendapat rezeki dari Allah untuk mencukupi kebutuhan primernya, dia senantiasa bersyukur. Allah pun tambahkan lagi nikmat kepadanya. Dua orang dengan kondisi yang terlihat berbeda, tetapi sebenarnya hakikatnya adalah sama. Kedua orang tersebut selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat dan rezeki yang diperolehnya maka Allah menepati janji-Nya dengan menambahkan nikmat kepada tiap orang tersebut. Hanya saja, bentuk nikmat yang Allah berikan untuk keduanya berbeda bentuk, setidaknya dari apa yang terlihat oleh mata kita. Nikmat si A adalah bertambah harta dan kekayaan, sedangkan si B, adalah dengan tercukupinya kebutuhan primernya, bisa makan, punya tempat tinggal, tidak punya utang, atau bisa membeli sesuatu saat dia sedang membutuhkannya. Bukanlah besarnya harta yang menjadi patokan nikmat Allah, tapi tentu setiap diri dapat merasakan jika dirinya telah ditambahkan nikmat oleh Allah. Diri yang bersyukur akan merasa qonaah, cukup dengan apapun yang Allah berikan. Dia tidak akan membandingkan kepunyaannya dengan kepunyaan orang lain. Bersyukur saat Kesulitan? Segala sesuatu yang terjadi pada kita, baik itu kesenangan maupun kesulitan, haruslah disyukuri. Bersyukur karena kita mendapat kesenangan atau sesuatu yang membuat kita bahagia tentu mudah, bukan? Misalnya, saat kita mendapat uang, secara spontan kita akan bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Lalu, bagaimana kita bisa bersyukur dalam kesulitan? Seorang ulama menjelaskan, ternyata dalam keadaan yang terasa paling sulit pun, pasti ada sesuatu yang bisa disyukuri. Mungkin tidak mudah mensyukuri suatu keadaan yang sulit, tapi yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah menjadikan sesuatu dengan sia-sia. Pasti ada hikmah di balik semua kejadian, pasti ada nikmat di balik semuanya, yang sekali lagi, harus disyukuri. Mungkin kita tidak akan langsung merasakan nikmatnya, tetapi suatu saat nanti akan terasa hikmah dan nikmat dari kejadian tersebut. Oleh karenanya, tak ada satupun yang tidak bisa kita syukuri karena sejatinya semua yang ada pada kita adalah nikmat dari Allah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman “Maka dia Sulaiman tersenyum lalu tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”” QS. An-Naml,27 19 Ayat tersebut mengandung doa di dalamnya, yaitu doa agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas pemberian-Nya. Azab bagi Orang yang Tidak Bersyukur Lalu, bagaimana jika seseorang tidak bersyukur? Jika seseorang tidak bersyukur atas nikmat Allah maka nikmat tersebut akan terlepas dari dirinya, nikmat Allah akan berkurang dari dirinya, dan akan hilang dari dirinya. Bahkan berdasarkan Ibrahim ayat 14 di atas, bukan hanya dikurangi nikmatnya, bukan hanya dihilangkan rezekinya, namun diberi azab. Ya, Allah menegaskan orang yang ingkar atas nikmat Allah maka akan diberi azab yang sangat pedih. Naudzubillah. Akhir dari sikap ingkar atau tidak bersyukur adalah diberinya azab yang sangat pedih. Sungguh suatu kerugian yang berlipat-lipat. Oleh karenanya, marilah berdoa agar kita semua menjadi orang yang pandai bersyukur kepada Allah. Sesungguhnya apa yang ada pada kita, yang terjadi pada kita adalah suatu nikmat dari Allah maka bersyukurlah. Niscaya Allah akan menambah dan menambah dan menambah nikmat-Nya kepada kita. Wallahu’alam bishawab. 17Manfaat Bersyukur Kepada Allah yang Luar Biasa. √ Islamic Base. Review by : Redaksi Dalamislam. Sebagai manusia sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala. Yakni berterimakasih atas segala nikmat yang telah kita peroleh. Untuk cara bersyukur menurut islam bisa dilakukan dengan perbuatan, lisan ataupun qolbu.
Dalam kitab al-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal mencatat sebuah riwayat tentang Nabi Musa alaihissalam yang kebingungan bersyukur. Berikut riwayatnyaحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا أبِي، أَخْبَرَنَا هَاشِمٌ، أَخْبَرَنَا صَالِحٌ، عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ، عَنْ أَبِي الْجَلْدِ قَالَ قَالَ مُوسَى إِلَهِي، كَيْفَ أَشْكُرُكَ وَأَصْغَرُ نِعْمَةٍ وَضَعْتَهَا عِنْدِي مِنْ نِعَمِكَ لَا يُجَازِي بِهَا عَمَلِي كُلُّهُ؟ قَالَ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنْ يَا مُوسَى، الْآنَ شَكَرْتَنِيAbdullah bercerita, Ayahku mengabarkan, Hasyim mengabarkan, Shalih mengabarkan, dari Abu Imran, dari Abu al-Jald, ia berkata“Musa berkata “Tuhanku, bagaimana caraku bersyukur kepada-Mu, sedangkan nikmat terkecil yang Kau letakkan di sisiku, termasuk nikmat-nikmat-Mu yang tidak mungkin berbalas dengan semua amalku?”Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, Allah berfirman “Wahai Musa, sekarang ini kau sudah bersyukur kepada-Ku.” Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 85****Dalam beragama banyak hal yang perlu diperbincangkan, termasuk “syukur”. Allah berfirman QS. Ibrahim 7وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ, وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ“Dan ingatlah juga ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami tambah nikmat kalian, dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sungguh azab-Ku sangat pedih.”Namun, banyak orang yang tidak tahu bagaimana seharusnya ekspresi syukur itu, karena kadar nikmat yang Allah berikan kepada kita tidak mungkin diimbangi dengan semua amal baik kita. Belum lagi dosa yang semakin menjauhkan kita. Sampai Nabi Musa alaihissalam bingung bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah yang sedemikian banyak, bahkan yang terkecilnya saja tidak sanggup diimbangi oleh semua sinilah Allah menunjukkan kasih sayangNya. Salah satu nama-Nya al-Asmâ’ al Husnâ adalah, “al-Syakûr—Yang Maha Mensyukuri”, yaitu Allah mengapresiasi semua amal yang dilakukan hambaNya. Bahasa zaman sekarangnya, Allah itu Maha Mengapresiasi, dan menerima amal hamba-Nya, sekecil apapun itu. Dalam sebuah hadits diceritakan HR. Imam Muslimعَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلي الله عليه وسلم قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ فَاَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ اللهُ لَهُ“Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau berkata “Suatu ketika ada laki-laki yang berjalan di sebuah jalan, ia menemukan dahan berduri lalu menyingkirkannya. Maka Allah berterima kasih kepadanya menerima amalnya, kemudian Allah mengampuninya.”Dalam hadits di atas, ada kalimat, “syakarallahu lahu—Allah berterima kasih kepadanya,” yang mengindikasikan diterimanya amal laki-laki tersebut. Artinya, setiap kali ada hamba-Nya yang beramal, Allah akan berterima kasih dengan cara menerima amalnya. Dan, kisah di atas merupakan gambaran termudah dari sifat “al-Syakûr” pun harus tahu, bahwa kebingungan Sayyidina Musa adalah kebingungan yang bernilai tinggi. Kebingungan yang berasal dari ketaatan dan kesalehannya. Bukan kebingungan sembarangan. Karena tidak banyak orang yang memandang dirinya terlebih dahulu sebelum bersyukur. Mereka hanya bersyukur saja, tanpa repot mentafakkuri begitu melimpahnya nikmat Allah, yang jika dibahasakan tidak ada kalimat yang bisa melukiskan kebingungannya itu, Sayyidina Musa alaihissalam menampilkan penghambaannya. Karena ia tahu begitu banyak nikmat Allah di sekelilingnya, hingga ia merasa tak pantas “berterima kasih”. Jika yang terkecil saja masih terlalu besar andai ditimbang dengan semua amalnya, apalagi nikmat-Nya yang terbesar. Inilah yang dimaksud kebingungan yang berasal dari kesalehan, karena orang saleh terbiasa mengukur dirinya sendiri terlebih dahulu; apakah ia laik atau tidak. Oleh sebab itu, tidak sedikit para wali yang kebingungan dalam bersyukur, hingga sebagian dari mereka berdoaاللهمّ إِنَّكَ تَعْمَلُ عَجْزِي عَنْ مَوَاضِعِ شُكْرِكَ، فَاشْكُرْ نَفْسَكَ عَنِّي“Ya Allah, sungguh Kau mengetahui ketidak-mampuanku bersyukur sesuai dengan semua karunia-Mu, maka bersyukurlah pada DiriMu sendiri sebab ketidak-mampuanku itu.” Imam Abu Bakr Muhammad al-Kalabadzi, Kitâb al-Ta’arruf li Madzhab Ahl al-Tashawwuf, Kairo Maktabah al-Khanji, tt, h. 71Akan tetapi, bukan berarti kita berhenti bersyukur. Kita harus tetap bersyukur atas nikmat-nikmat Allah. Jika kita berhenti bersyukur karena alasan di atas, artinya kita telah menyamakan diri kita dengan Nabi Musa; kita telah menyamakan kualitas kesalehan kita dengannya. Padahal, Nabi Musa, dalam kisah di atas, sedang mempersembahkan syukur dalam level tertingginya. Hadirnya perasaan “tak pantas” yang dirasakannya bukanlah rekayasa, dibuat-buat atau dipelajari, melainkan ketulusan rasa yang dihasilkan dari tafakkur diri dan sekitarnya. Paling tidak, kita bisa mensyukuri nikmat Allah dengan berusaha istiqamah mengingat-Nya di hati, lisan dan perbuatan; mengenali pemberian-Nya dan memanfaatkannya di jalan kebaikan, seperti yang dikatakan Imam Ibnu Mandhur, “’irfânul ihsân wa nasyruhu—syukur adalah mengetahui kebaikan dan menyebarkannya.” Imam Abu al-Fadl Jamaluddin Muhammad bin Mandhur al-Anshari, Lisân al-Arab, Kairo Darul Ma’arif, tt, juz 4, h. 2305. Dalam bahasa hadits dikatakan, “khairunnâs anfa’uhum linnâs—sebaik-baiknya mansuia adalah yang paling bermanfaat untuk lainnya.” Sebagai penutup, kita perlu menghayati doa Nabi Musa di bawah ini, karena bedoa juga termasuk bentuk syukur kepada Allah. Bila perlu, kita seringkan membaca doa di bawah iniاللَّهُمَّ لَيِّنْ قَلْبِي بِالتَّوْبَةِ، وَلَا تَجْعَلْ قَلْبِي قَاسِيًا كَالْحَجَرِ“Ya Allah, lunakkan hatiku dengan taubat, dan jangan jadikan hatiku mengeras seperti batu.” Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, 1992, h. 85Wallahu a’lam bish shawwab...Muhammad Afiq Zahara, alumnus PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.
TRIBUNJATENGCOM- Doa agar selalu tetap bersyukur kepada Allah SWT. Allah telah memberi banyak sekali nikmat yang tak terhingga kepada kita umatnya. Sehingga kita wajib selalu merasa bersyukur.
Hukum Mensyukuri Nikmat Allah merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas. Terlebih lagi syukur sendiri merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan seberapa besar kadar keimanan seseorang. Pada kenyataannya banyak umat islam yang masih tidak mengerti nilai dan esensi dari bersyukur ini sendiri, padahal jika kita melihat apa yang sudah Allah berikan dan karuniakan kepada kita. Maka barangkalai rasa syukur kita kepadaNya tidaklah cukup untuk dapat mewakili ribuan bahkan jutaan nikmat yang diberikan kepada dalam firman Allah SWT berikut ini “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Qs. An Nahl 18].Hal tersebut mengartikan bahwa manusia tidak akan mampu menghitung berapa jumlah nikmat dan karunia yang Allah berikan. Mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang kompleks Allah telah menurunkan nikmatNya kepada semua Umat. Hanya aja manuia terkadang tidak menyadarinya bahkan cenderung menyepelekan hal tersebut. Hingga kemudian mereka lupa diri dan takabur, padahal dalam firman Allah sudah dijelaskan mengenai hal ini ebagaimana yang berbunyi berikut ini Dan firman-Nya وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ“Dan ingatlah ketika Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat. [Ibrâhîm/147].Melihat banyaknya umat musllim yang mulai merasa melupakan nikmat Allah sebagimana dalam Manfaat Ucapan Alhamdulillah. Maka barangkali perlu kita sedikit mengingatkan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat Allah sebgaimana cara mensyukuri nikmat allah , sebagimana yang akan diuraikan dalam penjelaan mengenai Hukum Mensyukuri Nikmat Allah beikut Mensyukuri Nikmat AllahDari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.“Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allâh yang telah dianugerahkan kepada kalian.”Dalam hadist diatas, menegakan bahwa agar umat mualim selalu mampu melihat kebawah. Kiasan melihat kebawah artinya mau melihat orang orang yang jauh kurang beruntung dibandingkan dengan kehidupan anda. Hal ini merupakan sebuiah bentuk anjuran sekaligus peringatan bahwa dengan melihat kebawah maka manusia akan merasa bahwa ternyata Allah SWT menurunkan nikmat yang begitu luar biasa kepada anda, yang bahkan orang lain tidak seberuntung anda termauk juga Menghadapi Musibah Dalam untuk melihat keatas adalah supaya kita tidak lupa, tidak membandingkan apa yang diperoleh orang lain dana kita. Ketika kita menengok ketas, maka akan timbul perasaan tidak puas, serba kurang, tidak cukup dan ingin lebih. Kecenderungan akan perasaan ini yang amat bebahaya, sebab akan membuat anda menjadi lupa apa yang nikmat Allah SWT sudha diberikn kepada nilai yang terkandung dalam hadist diata memberikan pengertian yang penekanan yang jelas bahwa Hukum Mensyukuri Nikmat Allah adalah wajib hukumnya. Tidak dapat ditawar tawar dan ditimbang timbang lagi. Sebab nilai ini merupakan nilai yang mutlak dan menjadi tanggung jawab setiap umat muslim sebgaimana juga Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa .Lebih lanjut lagi mengenai hukum mensyukuri nikamt Allah ini tertuang jelas dalam firman Allah SWT sebagai berikut “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar kepada-Nya kalian menyembah.” [QS Al Baqarah 172]Hadist diatas menegaskan bahwa memang hukum mensyukuri nikamt allah adalah sebuah kewajiban dan tugas bagi semua umat muslim di dunia ini. Dalam islam menegakan bahwa setiap umat manusia sudah memiliki garis dn takdir masing masing, ada yang dikaruniakan dengan nikmat yang lebi, cukup dan banhkan relatif kurang. Namun Allah SWT telah mengaturnya dengan sedemikian bijaksana, karena setiap manusia memang telah diberikan nikmat sesuai dengan porsinya seperti pada Cara Bahagia Menurut Islam .Nikmat yang Allah berikan bukan hanya dalam bentuk kebendan seperti rezeki atau kekayaan. Justru banyak manusia yang mengabaikan nikmat Allah yang begitu luar biasa yakni kesehatan dan keselamatan. Oleh sebab itu maka pastinya kita tidak bisa begitu saja mengabaikan betapa pentingnya mengucap syukur kepada Allah SWT merupakan upaya Cara Menenangkan Hati Dalam Subhanahu wa Ta’ala berfirman فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. [Al-Baqarah/2152]Jangan lupa juga bahwa ada nikat yang begitu luar biasa yang dikaruniakan Allah kepada umat Manuia. Yakni hadirnya Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah dalam rangka mengajarkan agama islam. Pengajaran yang luar biasa serta ketekunan dalam menyebarkan agama islam hingga saat ini Islam berhasil menjadi agama dengan penganut terbesar di dunia merupakan nikmat yang tak dapat Azza wa Jalla berfirmanلَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus seorang Rasul Muhammad di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Al-Qur-an dan Hikmah As-Sunnah, meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [Ali Imran 164]Lalu masihkan kita mengabaikan nikmat nikmat Allah lainnya ?Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanالْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”[Al-Maa-idah 3]Hanya mereka yang tersesat dan berlaku dzolim terhadap diri sendiri yang tidka menyadari bahwa nikmat yang Allah SWT karuniakan amat begitu banyak. Maka jangan sampai kemudian kita termasuk kedalam golongan yang demikian. Sebab akan sangat merugikan, sebagaimana dalam Firman Allah SWT berikut Allah Azza wa Jalla juga berfirmanمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ“Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk menerima agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Rabb-nya sama dengan orang yang hatinya membatu? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” [Az-Zumar 22]Nah, penjelasan diatas tadi barangkali dapat memberikan gambaran mengenai Hukum Mensyukuri Nikmat Allah. Semoga dapat bermanfaat.
3 Bersyukur dengan perbuatan. 4. Bersyukur dengan harta benda. Dengan mensyukuri nikmat Allah SWT manusia akan mendapat berkah dan karunia yang lebih banyak lagi dariNYA, sebagaimana QS Ad-Dhuha ayat 11 : "Dan terhadap Nikmat Tuhanmua, maka hendaklah kamu menyebutNYA (dengan bersyukur)".Demikian pula QS.
kata mutiara bersyukur kepada Allah. Foto Pixabay/Yasin GundogduAdakalanya kita merasa bahwa apa yang telah kita capai dan kita miliki saat ini semata-mata karena kerja keras yang telah kita lakukan. Hal tersebut membuat kita sombong dan jarang sekali mengucap syukur. Padahal segala nikmat yang kita dapatkan dalam hidup ini, semuanya berasal dari Allah. Oleh karena itu, diperlukan kata mutiara bersyukur kepada Allah agar kita tidak melupakan Mutiara Bersyukur kepada Allahkata mutiara bersyukur kepada Allah. Foto Unsplash/Visual KarsaSalah satu kalimat yang mudah diucapkan untuk bersyukur kepada Allah adalah Alhamdulillah yang memiliki arti segala puji hanya bagi Allah. Dikutip dari buku Psikologi Syukur karya Mohammad Takdir 2019, syukur adalah sebuah respon positif terhadap kehidupan yang penuh tantangan adalah 11 kata mutiara bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dari-Nya Belajarlah berdoa bukan karena kamu membutuhkan sesuatu, tetapi karena kamu harus berterima kasih pada Allah atas segalanya. Untuk segalanya bahkan cobaan yang membuatku lebih dekat dengan-Mu, ya Allah. Dr. Bilal PhilipsKetika kamu lupa bahwa kamu membutuhkan Allah Tuhan, Dia menempatkanmu dalam situasi yang menyebabkan kamu berseru kepada-Nya. Dan itu untuk kebaikanmu sendiri. Umar SulaimanKesibukan membuat sulit untuk berdoa, tetapi doa membuat kehidupan yang sibuk menjadi lebih mudah. AnonimAllah tidak bermaksud menyulitkanmu, tetapi Dia bermaksud mensucikanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya agar kamu bersyukur.” Quran 56Seseorang, di suatu tempat saat ini sedang berjuang untuk hidupnya. Anda masih memiliki sesuatu. Syukuri apa yang telah menjadi milikmu dan gunakan dalam ketaatan kepada Allah, hari ini aku bangun, aku hidup, aku sehat karenamu. untuk segala hal. Kita tidak pernah bisa cukup berterima kasih kepada Allah atas karunia yang tak terhitung jumlahnya yang Dia berikan kepada kita. Dr. Bilal PhilipsKebahagiaan tidak akan pernah datang kepada mereka yang gagal mensyukuri nikmat Allah yang telah mereka dapatkan. Ucapkan Alhamdulillah untuk kamu kesulitan untuk bersabar, ingatlah Allah. Jadi sebelum kamu mengungkapkan ketidaksenangan, ucapkan “Alhamdulillah”, dan kamu akan melihat perubahan yang signifikan.” Abdul Nasir JangdaKadang Anda merasa senang, kadang Anda merasa sedih. Inilah kehidupan; seseorang harus menerima yang keras dengan yang lembut. Katakan saja, “Alhamdulillah” Dr. Bilal PhilipsItulah tadi 11 kata mutiara bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dari-Nya dalam kehidupan. Selamat menjalani hari, jangan lupa bersyukur! BHILDA

Mensyukurinikmat sama ketentuannya dengan iman yaitu, mengucapkan dengan Lisan (Alhamdulillah) . Kemudian setelah diikrarkan oleh lisan syukur nikmat juga harus dibenarkan oleh hati, kita wajib meyakini dengan hati yang ikhlas bahwasannya semua kebaikan yang datang adalah dari Allah.

Rasulullahhanya tersenyum, kemudian menjawab, “Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang bersyukur?”. Rasulullah adalah sosok manusia yang ma’shum. Beliau terhindar dari melakukan dosa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memelihara dan menjaganya agar hamba-Nya yang telah menjadi pilihan-Nya tidak sampai melakukan kesalahan, apalagi dosa.
  1. Тумοդ νоሁ
    1. ኞዥиձижι αւ ግоբοч
    2. Զ ςεжըտюнα դը
  2. Ухращиβረμо սաρуд οηուγ
NJWs3gI. 340 459 334 213 284 485 221 234 464

aku bersyukur pada allah atas nikmat darinya